skip to main | skip to sidebar

About me

Unknown
Lihat profil lengkapku

Subscribe To

Postingan
    Atom
Postingan
Komentar
    Atom
Komentar

Archivo del blog

  • ▼ 2014 (9)
    • ► Juli (3)
    • ▼ Juni (2)
      • loving you was red {bab 3}
      • loving you was red {bab 2}
    • ► Mei (4)

Followers

chideph onyoon

Kamis, 05 Juni 2014

loving you was red {bab 3}


Kalau ada orang yang menanyakan siapa orang yang memunafikkan cinta
Itu adalah AKU
                “Baju lo gitu aja, Ci?” tanya Vindy.
                Cici mengangguk, lalu memerhatikan baju yang dipakainya. Untuk kesekian kalinya, ia merasa tidak ada yang salah dengan itu.
“Simple” komentar Ria.
                “Emangnya kita mau kemana cakep-cakep?”
                “Setidaknya gitu Ci...” ucap Vindy.
                “Gak akan ada yang komentar kok! Ya... gua juga yakin gak bakal ada yang naksir kalau gua dandan cantik-cantik” ujar Cici cuek.

“Dasar...” dengus Dion.
“Tapi cantik kok!” puji Fathur.
Cici menoleh, begitu juga dengan yang lainnya.
“Cantik?” tanya Ari tak yakin, “Tadi lu bilang cantik ya?”
Fathur mengangguk, “Iya, simple, tapi cantik kok!”
Yang dipuji cuma nyengir kuda, lalu berkomentar pedas, “Lo gak usah muji gua deh, gak mempan tau”
“Tapi emang cantik sih” sekarang ria mulai ikut-ikutan.
Cici menggeleng. Hari ini keenamnya mengadakan acara kecil-kecilan di sebuah food court yang ada di salah satu pusat perbelanjaan untuk merayakan hari ulang tahun Fathur.
“Well... happy birthday ya!” ucap Vindy,disusul dengan ucapan dari yang lainnya.
“Thank’s ya semua” ucap Fathur.
“Elo mau hadiah apa?” tanya Dion, diikuti tawa yang lainnya.
“Entah, gak usah dikasih hadiah juga gak apa, yang penting kita bisa kumpul begini” jawab Fathur.
Cici mengangguk, “Bagus deh”
Tawa kembali terdengar.
Fathur merayakan ulang tahunnya yang ke 13. Dan ia berfikir layaknya para ABG yang mentraktir teman-temannya saat ulang tahun.
“Fathur udah tua nih!” goda Vindy.
“Iya, jadi yang paling tua diantara kita” tambah Dion.
Fathur ikut tertawa, lalu melirik kearah Ria, “Lho? Bukannya bulan depanada yang berumur 13 juga ya?”
Ria menyadari kalau ia yang dimaksud, dan langsung memelototi Fathur.
“Yee... tapi kan gue gak jadi nenek-nenek! Itu namanya tahap pendewasaan” bela Ria.
“Iya, betul juga tuh!” tambah Dion.
“Berarti... gue udah dewasa dong?” tanya Fathur.
“Ya... kalau elo bisa berhenti dari hobi lo yang suka ngumpetin sendalnya Cici” ejek Vindy.
Keenamnya tertawa lagi.
“Iya, lo harus berhenti ngumpetin sendal gue!” tegas Cici.
“Anak kecil diem aja deh” ejek  Fathur.
Cici cemberut, Fathur dan yang lainnya tertawa.
“Cici... Cici...”
“Kayak bocah banget deh!” ujar Ari.
שׂשׂשׂ
Perjalanan pulang, merekapun berpisah. Kecuali Fathur, Ari dan Cici. Rumah mereka kebetulan satu arah.
“Kok pacar lo enggak kesini sih?” tanya Ari.
Orang yang dimaksud Ari tentu saja Achi, pacar Fathur yang saat ini tinggal di Bogor, dan Achi sendiri adalah sepupu dion.
“Dia gak bisa kesini” jawab Fathur.
“Terus kenapa lo gak kesana?”
“Ya... gue lagi mau ngumpul-ngumpul bareng kalian semua aja”
Fathur menoleh ke jok dibelakang, “Cici, diem aja?”
“Ngantuk” jawab Cici singkat.
“Kekenyangan?”
“Mungkin” jawab Cici sekenanya.
Ari ikut melirik kearah Cici yang duduk disampingnya, dari matanya memang menunjukkan kalau ia benar-benar mengantuk.
“Eh Ci, kalau elo ulang tahun, ajak Geo ya!” usul Fathur.
Cici tersentak kaget, begitu pila dengan Ari.
“Geo?”
“Iya, Geo!” jawab Fathur, “Gue penasaran sama cowok yang namanya Geo itu”
“Mm... gue juga penasaran nih! Nanti kenalin sama kita ya” tambah Ari.
Cici nyengir kuda, tokoh khayalan yang sempat ia jadikan super hero gara-gara pemainan konyol jujur-jujuran beberapa waktu lalu, kini menjadi malapetaka untuk Cici.
“Nih orang kenapa nanyain orang yang gak ada sih? Gua aja gak inget sama si Geo!” gerutu Cici.
“Iya deh, nanti gue bujuk”
“OKE!” ucap Fathur kegirangan.
Ari melirik kearah Cici, dari air mukanya, ia bisa tau apa yang difikirkan Cici saat ini, Ari bisa membaca gelagatnya.
“Geo—“ bisik Ari pelan.
Cici tersentak, ia memelototi Ari.
“—gak ada kan?” lanjut Fathur.
Cici mengangguk pelan, kemudian balik berbisik.
“Jangan bilang ke yang lain ya” pinta Cici.
“Kenapa lo gak jujur aja kalau lo lagi enggak  fall in love?”
“Nanti.. gua dikejar-kejar lagi! Gua kan gak suka!”
שׂשׂשׂ
Diposting oleh Unknown di 18.33

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Blog Design by Gisele Jaquenod